Is it worth it, for 43jt??
Halo brother and sister, kembali lagi ke blog saya. Pada kali ini, saya akan membahas mengenai kepemilikan Kawasaki Z250SL. Pada post sebelumnya, sudah dibahas mengenai review dari Kawasaki Z250SL.
Kebetulan saya memiliki Kawasaki ZSL dari awal Juli 2017. Sesuai dengan judul dari post sebelumnya motor ini memang sangat berorientasi pada kelincahan dan hanya untuk pengendaranya saja. Motor ini memang sangat enak untuk digunakan saat stop and go di jalan perkotaan. Saya bilang motor ini memiliki karakteristik yang mirip dengan Kawasaki er-6n, kenapa bisa begini?. Dari sektor mesin, memang motor ini memiliki sifat yang hampir mirip, yaitu tarikan saat kita membuka gas dadakan. Mungkin karena mesin ini bersilinder 1, sehingga memiliki torsi yang besar di bawah dan menengah, mirip dengan mesin mesin penggaruk tanah yang lain.
Sedikit berbeda dengan saudara yang sudah merajalela duluan, Kawasaki Z250, mesinnya sedikit memiliki perbedaan dimana muntahan torsinya dan powernya berada saat sudah masuk ke rpm 9000 menuju ke rpm 13000. Jika kita membahas mengenai performa mesinnya, motor ini tidak diragukan lagi performanya dibanding pesaing utamanya CBR250R. Kawsaki Z250SL akan maju lebih dulu dibanding CBR250R, kalau mau coba silahkan saja tapi harus ditempat kosong ya. Karakteristik mesin yang dimiliki memang terkesan suangar, diama tarikannya sangat ganas diawal sehingga membutuhkan pengendalian gas yang baik oleh pengendara.
Untuk dari segi ergonomi, mungkin hal ini sudah dibahas di posting sebelumnya, walaupun ini adalah versi naked dari Kawasaki Ninja RR Mono, aura racingnya masih terasa karena stang yang sedikit menunduk kebawah dan bentuk stang yang hampir mirip untuk stang jenis drag. Jadi membawa motor ini kita harus sering sering menunduk, tapi anehnya walaupun kita dibuat menunduk, kita tidak akan pegal dipunggung, tetapi pegal akan terasa di telapak tangan. Foot Step yang tinggi, makin menunjukan aura yang racing dan kita juga dipaksa untuk menggepit tangki motor. Mungkin untuk pengendara yang tingginya 175cm keatas dan memiliki inseam 80 cm keatas, akan merasakan pegal dikaki, karena kita dipaksa untuk menekuk.
Nahh sekarang kita akan ke sisi Fuel Consumption. Fuel Consumption motor ini termasuk irit di kalangan motor 250cc. Dikarenakan mesin yang memiliki 1 silinder, sehingga sedikit bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran di ruang mesinnya. Pernah saya coba, dari Surabaya ke Pom Hutama Raya, Paiton. dengan jarak di Google maps 153km, dapat menghabiskan bensin sebanyak 50rb pertamax (6,4 liter). Jika dihitung dengan kecepatan rata2 60km/h (ini kecepatan rata2 lohh bukan kecepatan dijalan), dengan saat ketemu jalan kosong dengan betotan gas, berati sebanyak 24km/l. Hal ini lebih hemat dari saudaranya Kawasaki Z250. Kalau katanya sampe 27km/l, mungkin itu dia pakainya standar 60km/h dijalan yang tidak ada halangannya.
Untuk permasalahannya yaitu mesin yang gampang panas, dan air radiator yang gampang habis. Untuk permasalahan mesin, tidak terlalu banyak masalah, mungkin hanya rantai kamprat yang akan mudah cepat berisik. Untuk harga rantai keteng sebesar 450rb, dan untuk kampas rem adalah 200rb, bisa diakali dengan penggunaan kampas rem Kawasaki RR 150 yang harganya 90rb. Tidak disarankan untuk menggunakan kampas rem merek lain selain merek racing, karena braking powernya akan berkurang. Mungkin akan mulai merasakan keram di telapak tangan karena kita menahan beban. Untuk koplingnya, ini memang menjadi PR dari Kawasaki, koplingnya SUMPAH berat dan keras.
Kesimpulannya, Motor ini layak dimiliki oleh orang yang masih berjiwa muda dan mungkin yang masih singel(?). Untuk para boncenger mungkin akan merasa tidak nyaman duduk di kursi penumpang, karena kursinya yang lebarnya kecil dan busa yang tipis. Untuk mencapai top speed 147km/h masih rada susah, tapi apakah kita perlu mencapai kecepatan segitu terus?. Jadi bagi perkotaan ini enak. Untuk Freestyle, motor iniu sudah cukup mumpuni tanpa perlu perubahan besar atau kecil. Overall thi bike is GREAT, beside the Clutch.